Yang menarik, pendulum politik ke mana BM PAN ini berayun berbeda dengan induknya, PAN. Partai berlambang matahari biru tersebut memang sejak awal mengusung pasangan Arif Afandi-Adies Kadir. Tak pelak, ketika menggelar deklarasi April lalu untuk mendukung pasangan Risma-Bambang, Djono kerap menjadi sasaran cemoohan dan ancaman. ''Dibilang pilihan yang tidak cerdas, ngelindur, dan ngawur,'' ucapnya.
Bahkan, mosi tidak percaya pun sempat mengancam dirinya. Namun, Djono dan timnya tetap solid dan yakin. Jauh-jauh hari Djono memang sangat yakin dengan Risma. Bahkan, dia pernah mencoba "menjodohkan" Risma dengan Masfuk, bupati Lamongan yang sempat akan running maju dalam pilwali.
Seiring peluang Masfuk yang tertutup karena aturan MK, Djono tetap tak kendur mengusung Risma, meski Risma belum menyatakan maju atau mendapat partai. ''Banyak yang bilang, mustahil Bu Risma jadi wali kota. Kendaraan politik tak ada, popularitas masih belum tinggi, dan dibanding calon lain, Bu Risma jelas tak punya dana,'' tambahnya. Namun, Djono dan tim tetap yakin.
Dengan keyakinan yang kuat itu Djono bertemu tim sukses pasangan Risma-Bambang dan menjadi salah satu bagian dari tim eksternal pemenangan. April lalu, bertempat di Hotel Oval, Rakerda BM PAN Surabaya juga menjadi ajang deklarasi dukungan BM PAN kepada pasangan Risma-Bambang, dan membuat geger jagat politik Surabaya. Maklum, PAN adalah salah satu parpol pengusung utama pasangan Arif Afandi-Adies Kadir. Djono tidak sekadar mengucapkan dukungan politik, tetapi juga melakukan kerja nyata yang cukup berat.
Dia merancang sebuah operasi pemenangan yang diberi nama ''Operasi Semut Biru". Biru merujuk pada warna PAN dan semut sebagai personifikasi dari timnya. Kecil, guyub, tapi sanggup mengerjakan hal-hal berat. (ano/c2/aww)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar