"Pemerintah pun tampak kurang mendukung berkembangnya dunia pertanian," ujar Ir Poerwadi MP, wakil dekan I Faperta UPN, pada jumpa pers kemarin (23/6) di kampus UPN di Gunung Anyar.
Hal itu, lanjut Poerwadi, ironis. Sebab, Indonesia negara agraris. Akibatnya, kalau pada 1980-an merupakan salah satu pemasok gula terbesar di dunia, kini Indonesia malah mengimpor gula.
"Mental para pemuda juga sudah berubah," ungkap Poerwadi. Kebanyakan mahasiswa, lanjut dia, malu jika menjadi petani dan terjun langsung ke lahan pertanian.
Nah, untuk menghapus stigma terhadap fakultas pertanian itulah, Faperta UPN menghelat reuni akbar pada 26 Juni di gedung Giri Bina, kompleks kampus UPN. Dalam acara tersebut, panitia akan mengundang seluruh alumni, mulai angkatan 1968 hingga 2005.
Diharapkan, para alumni dapat berbagi pengalaman bersama para dosen dan mahasiswa Faperta UPN mengenai dunia pertanian saat ini. Dengan demikian, ada kemungkinan terciptanya kurikulum baru yang lebih sesuai dengan dunia industri pertanian. (upi/c6/ttg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar