GET Money here

CEK PAGERANK ANDA DI SINI

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Kamis, 08 Juli 2010

Denyut Kehidupan di London Terhenti Sejenak


BUKTI fanatisme publik Inggris terhadap sepak bola benar-benar terlihat menjelang laga krusial Steven Gerrard dkk melawan Slovenia tadi malam WIB. Denyut kehidupan di beberapa kota besar di negeri Ratu Elizabeth tersebut terhenti sejenak demi menyaksikan pertandingan Three Lions -julukan timnas Inggris- dalam Piala Dunia 2010.

''Banyak teman kantor suamiku yang izin sakit dan katanya akan tidak masuk kerja beberapa hari,'' kata seorang teman kepada Jawa Pos kemarin. ''Persiapan nonton England-nya sangat mantap,'' lanjut teman yang suaminya bekerja di perusahaan satelit di London Utara itu.

Izin sakit menjadi alasan paling populer bagi para pendukung Three Lions untuk bisa menyaksikan laga Gerrard dkk melawan Slovenia. Sebab, kickoff pertandingan hidup mati Inggris dalam Piala Dunia tersebut berlangsung pukul 15.00 waktu setempat. Jam kerja di Inggris umumnya baru berakhir paling awal pukul 16.00.

Sementara itu, televisi Inggris selalu memulai siaran langsung setidaknya sejam sebelum pertandingan dimulai. Apalagi, pada pertandingan penting tim nasional, acara akan dimulai jauh sebelum kickoff dengan wawancara para pemain, manajer tim, serta para komentator pertandingan yang rata-rata mantan pemain nasional Inggris.

Untuk menyaksikan siaran live pertandingan terakhir di grup C secara lengkap, pendukung Inggris setidaknya sudah berada di depan pesawat televisi pukul 14.00. Surat kabar Evening Standard melaporkan, di London diperkirakan terjadi kenaikan karyawan yang membolos hingga 50 persen daripada hari biasa.

Beberapa perusahaan di Inggris mengantisipasi bolos masal pegawainya itu dengan menyediakan televisi layar lebar di kantor. Mereka juga memberikan waktu break kepada pegawainya saat tim asuhan Fabio Capello tersebut bertanding. ''Ini adalah win-win solution antara karyawan dan manajemen,'' kata Brendan Barber, Sekjen TUC (Asosiasi Serikat Pekerja Inggris), kepada Guardian.

Sekolah-sekolah di Inggris juga mencoba mengakomodasi keinginan murid-murid serta pengajar untuk tidak melewatkan pertandingan yang menentukan kelanjutan Inggris dalam Piala Dunia kali ini. Ratusan sekolah membubarkan jam pelajaran 1,5 jam lebih awal daripada hari biasa yang berakhir pukul 15.30. Sekolah lain menyediakan televisi di hall sekolah dan mempersilakan murid, guru, serta karyawan menonton bersama di sekolah.

Berdasar survei dari perusahaan energi nPower, hampir dua per tiga di antara seluruh kantor di Inggris akan memberikan izin kepada pekerjanya untuk menonton pertandingan ketiga Gerrard dkk tersebut. Juga, hampir 40 persen perusahaan di Inggris dilaporkan menyediakan televisi di kantor untuk menyaksikan siaran langsung yang disiarkan di BBC One.

Pada jam-jam menjelang pertandingan hingga beberapa saat setelah itu, nPower juga mengimbau agar mematikan alat elektronik yang tidak terlalu penting seperti komputer dan mesin fotokopi untuk mengurangi beban lonjakan listrik. Sebab, sebagian besar televisi di Inggris akan menyala pada saat tersebut.

Beberapa orang tua murid menyatakan terkejut atas keputusan sekolah yang memulangkan muridnya lebih cepat karena Piala Dunia. Steven Pam, kepala sekolah yang juga memulangkan muridnya lebih awal, kepada Guardian menyatakan, pada 1966, sekolahnya juga memulangkan muridnya lebih awal untuk menonton final Piala Dunia yang berakhir dengan Inggris menjadi juara.

Kerugian di Inggris karena berkurangnya jam kerja selama Piala Dunia di Afsel itu diperkirakan mencapai GBP 1 miliar. Jika Inggris lolos ke putaran selanjutnya, diperkirakan kerugian karena waktu terbuang tersebut semakin besar.

Namun, dikatakan pula, akan terjadi peningkatan produktivitas pada jam kerja di luar pertandingan dengan adanya ''feel good factor'' jika Inggris menang. Impas kalau begitu. Atau, kalau meniru bahasa sepak bola: draw atau seri. (*/c5/iro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar